Pantun Pernikahan

Beberapa waktu lalu, abund dipanggil salah satu atasan. Karena kami jarang berinteraksi (karena beda bagian), abund sempat bingung waktu diminta datang ke ruangannya. Ada apakah gerangan ??

Rupanya, sang atasan minta dibuatkan pantun pernikahan untuk keponakannya yang akan melangsungkan pernikahan. Pantun itu ingin diselipkan disamping hadiah yang akan diberikan. Waduh.. panik luar biasa *tapi tetap tenang duuuunk.. 

Sebenarnya abund pengen nolak. Mana abund bisa. Tapi mendengar pernyataan atasan, urung juga menolaknya. Dan ada terbersit dihati bahwa bikin pantun tidaklah terlalu sulit. Akhirnya abund terima dengan batas waktu hari Senin (Saat itu hari Jum'at). Wokelah abund mo berjuang *lebay.. :p

Oh iya, tau ga apa pernyataan sang atasan? Begini katanya, "Kamu kan orang Melayu. Bisa kan bikin pantun". Hahaha.. Belum tau apa kalo abund sukunya "abal-abal". Mau dibilang orang Jawa (dari Bapak) ga bisa bahasa Jawa. Karena Ibu turunan Melayu dan tinggal ditanah Melayu, makanya mengaku orang Melayu. Bisa bahasa Melayu tapi ternyata kesulitan buat pantun. :D

Dirumah, ide tak kunjung datang. Sempet ada rasa "menyesal" karena menyanggupi permintaan atasan. Share sama ibu. Akhirnya ibu ikutan mikir. Lah, abund pula yang tenang-tenang. Alhamdulillah akhirnya dapatlah beberapa bait pantun. Suka ga suka, cuman ini yang didapat.

Anak itik mencari makan

Mencari makan didalam kolam

Selamat pengantin baru kami ucapkan

Semoga berbahagia siang dan malam

Kalau tuan membeli belah

Jangan lupa bawa keranjang

Akad nikah terjalin sudah

Senyum kebahagiaan yang kita pandang

Buah belimbing si buah mangga

Banyak dijual di pasar pagi

Marilah kita semua berdo’a

Untuk pengantin raja sehari

Kapal berlayar kembali berlabuh

Para penumpang turun ke darat

Dua keluarga yang tadinya jauh

Karena pernikahan menjadi dekat

Pohon nangka berbuah lebat

Bila masak harum baunya

Disini kumpul kaum kerabat

Bersilaturahmi kita semuanya.

Semuanya asli pemikiran ibu. Abund cuman nyumbang bait keempat doang, yang abund comot dari salah satu website yang berhasil bun cari. Ternyata eh ternyata, sang atasan puas tuh dengan pantun itu. Bagus katanya. hahaha.. Syukurlah kalo begitu. Abund ikutan senang.

*makasih ya ibuku sayang.. ;)